Rabu, 20 April 2011

Plasenta Previa

Plasenta Previa
I. Pengertian
Plasenta previa berasal dari dua kata yaitu prae dan vias. Prae berarti di depan dan vias berarti jalan. Sehingga bila disimpulkan secara singkat maka plasenta previa adalah plasenta yang berada di depan jalan lahir atau plasenta yang implantasinya tidak normal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir/ostium uteri internum (OUI).
Pengertian plasenta previa menurut para ahli :
Menurut Rustam Mochtar:
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Menurut Sarwono Prawirohardjo :
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.

II. Faktor Predisposisi
1. Multiparitas dan umur ibu yang telah lanjut ,wanita lebih dari 35 tahun.
2. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (riwayat seksio sesaria, kuretase dll).
3. Riwayat plasenta previa sebelumnya.
4. Kehamilan ganda atau gemelli.
5. Gangguan anatomis/tumor pada rahim, sehingga mempersempit permukaan bagi penempatan plasenta.
2
6. Adanya jaringan rahim pada tempat yang tidak seharusnya. Misal : endometriosis.
7. Korpus luteum bereaksi lambat, di mana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.
8. Konsepsi dan nidasi terlambat.
9. Sosial ekonomi rendah sehingga menyebabkan gizi buruk patofisiologi atau malnutrisi.

III. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa didasarkan pada keadaan fisiologis sehingga klasifikasinya bisa berubah setiap waktu.
Beberapa klasifikasi plasenta previa:
a. Menurut de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm
1. Plasenta previa sentralis (totalis) : pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostea.
2. Plasenta previa lateralis : pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta. Plasenta previa jenis ini dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Plasenta previa lateralis posterior : menutupi sebagian ostea bagian belakang.
b. Plasenta previa lateralis anterior : menutupi sebagian ostea bagian depan.
3. Plasenta previa marginalis : hanya sebagian kecil atau di pinggir ostea yang ditutupi oleh plasenta.



3
b. Menurut penulis buku-buku USA
1. Plasenta previa totalis : seluruh ostea ditutupi uri (plasenta).
2. Plasenta previa partialis : sebagian ditutupi uri (plasenta).
3. Plasenta letak rendah : pinggir plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan. Pada pemeriksaan dalam tidak teraba.

c. Menurut Browne
1. Tingkat I, lateral plasenta previa : pinggir bawah plasenta berinsersi (melekat) sampai ke segmen bawah rahim namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
2. Tingkat II, marginal plasenta previa : plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostea).

IV. Gejala Klinis
1. Perdarahan tanpa diikuti rasa nyeri, tanpa sebab, sedikit pada first bleeding (perdarahan pertama) dan menjadi semakin banyak serta berulang pada perdarahan selanjutnya (painless, causeless, recurrent bleeding).
2. Darah yang keluar berwarna merah segar (berasal dari arteri yang ada pada insersi/tempat melekat plasenta).
3. Kepala janin atau bagian terdepan janin masih tinggi (floating) karena terhalang plasenta, sehingga bagian bawah janin tidak dapat masuk PAP maka tidak jarang terjadi bayi letak lintang/sungsang.




4
V. Diagnosis
Untuk mendiagnosis perdarahan pada plasenta previa maka diperlukan beberapa cara, yaitu :
1. Anamnesis : pengambilan data berdasarkan keluhan atau apa yang dirasakan pasien. Contoh :
- Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu
- Sifat pendarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless) dan berulang(recurrent).
2. Inspeksi : melihat keadaan pasien. Contoh :
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam : banyak atau sedikit, darah beku atau tidak, bagaimana warna darah dsb.
- Jika perdarahan banyak, ibu anemi.

3. Palpasi abdominal : meraba bagian abdomen/perut ibu. Contoh :
- Janin yang belum cukup bulan, TFU rendah.
- Sering dijumpai kesalahan letak janin (lintang/sungsang).
- Bagian terbawah janin belum turun.
- Dapat dirasakan suatu bantalan pada SBR (segmen bawah rahim).

4. Pemeriksaan Inspekulo : memeriksa dengan bantuan spekulum sehingga dapat melihat darimana asal perdarahan, apakah dari uterus, kelainan serviks, vaginam, varises pecah dll.

5. Pemeriksaan radioisotope : ditemukan oleh Stevenson pada tahun 1934. Plasentogravi jaringan lunak yaitu membuat foto dengan sinar rontgen lemah untuk mencoba melokalisir plasenta.
5
6. USG : untuk menunjukan lokasi plasenta dan berapa banyak yang menutupi leher rahim.

7. Pemeriksaan dalam : memeriksa bagian dalam vagina atau alat genital interna wanita dengan dua jari.
Bahaya PD /VT (vagina toucher) pada plasenta previa :
- Dapat menyebabkan perdarahan hebat
- Infeksi
- Menimbulkan his dan bisa terjadi partus prematurus.

Kegunaan PD/VT pada perdarahan antepartum :
- Menegakan diagnosa
- Menentukan jenis plasenta previa

Indikasi PD pada perdarahan antepartum:
- Perdarahan banyak, >500 cc
- Perdarahan berulang (recurrent)
- Perdarahan sekali, banyak, HB <8 gr% - His ada, janin viable (mampu hidup) VI. Komplikasi Plasenta Previa 1. Syok 2. Infeksi karena perdarahan yang banyak 6 3. Laserasi serviks (robekan pada serviks) 4. Plasenta akreta 5. Prematuritas atau lahir mati 6. Prolaps tali pusat 7. Prolaps plasenta 8. Plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan kerokan 9. Perdarahan postpartum. VII. Penanganan Ada dua penanganan, yaitu penanganan ekspektif (pasif) dan penanganan aktif. Penanganan ekspektif (pasif) Kriteria : a. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu b. Perdarahan sedikit c. Belum ada tanda-tanda persalinan d. Keadaan umum baik, kadar Hb 8gr% atau lebih Rencana penanganan : 1. Istirahat baring mutlak 2. Infus dextrose 5% dan elektrolit 3. Pemberian terapi spasmolitik, tokolitik, plasentotrofik , roboransia 4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah 5. Pemeriksaan USG 7 6. Awasi perdarahan terus menerus, tekanan darah, nadi dan DJJ 7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif Penanganan aktif Kriteria: a. Usia kehamilan >/=37 minggu , BB janin>/=2500 gram
b. Perdarahan banyak 500 cc atau lebih
c. Ada tanda-tanda persalinan
d. k/u pasien tidak baik, ibu anemis Hb <8 gr%

Indikasi Seksio Sesarea :
1. Plasenta previa totalis
2. Plasenta previa pada primigravida
3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
4. Plasenta previa lateralis jika :
- Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak
- Sebagian besar OUI ditutupi plasenta
- Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior)
5. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat



8
VIII. Jenis Partus yang Dilakukan
Ada dua pilihan persalinan, yaitu : persalinan pervaginam dan seksio sesaria atau persalinan perabdominal. Jenis partus atau persalinan yang akan dilakukan didasarkan pada ;
a. Jenis plasenta previa
b. Banyaknya perdarahan
c. Keadaan umum ibu
d. Keadaan janin
e. Pembukaan jalan lahir
f. Paritas
g. Fasilitas rumah sakit

Partus pervaginam :
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan janin sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm) , ketuban dipecah atau dilakukan amniotomi, jika his lemah maka diberika oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, maka dilakukan SC.
3. Tindakan Braxton Hicks dengan pemberat untuk menghentikan perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan kepala jnin terhadap plasenta dan hanya dilakukan pada keaadaan darurat, janin masih kecil atau sudah mati dan tidak ada fasilitas untuk melakukan operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar